Selasa, 13 November 2012

makalah kompres hangat



TINJAUAN PUSTAKA
A.      Konsep suhu tubuh
1.      Pengertian
Suhu tubuh merupakan panas yang dihasilkan oleh tubuh dandiatur oleh suatu pusat di dalam hipotalamus dari otak. Pusat ini bereaksiterhadap darah yang melaluinya. Bila diukur di dalam mulut atau anus,suhu yang terbaca menunjukkan “suhu tengah” dari tubuh, yaitu suhu dariorgan – organ rongga dada dan rongga perut serta dari otak. Suhu mulutnormal berkisar antara 36,0° - 37,5°C, suhu rektal / anus sedikit lebihtinggi. Suhu yang terbaca di ketiak dan lipat paha sedikit lebih rendah(Ignatavicius, 2002).
2.         Fisiologi Suhu Tubuh
Berdasarkan distribusi suhu di dalam tubuh, dikenal suhu inti(core temperatur), yaitu suhu yang terdapat pada jaringan dalam, sepertikranial, toraks, rongga abdomen, dan rongga pelvis. Suhu ini biasanyadipertahankan relatif konstan (sekitar 37°C). selain itu, ada suhu permukaan (surface temperatur), yaitu suhu yang terdapat pada kulit, jaringan sub kutan, dan lemak. Suhu ini biasanya dapat berfluktuasi sebesar 20°C sampai 40°C (Corwin, 2001).
3.      Penghasil Suhu Tubuh
1.      Laju metabolisme basal (basal metabolisme rate, BMR) di semuasel tubuh.
2.      Laju cadangan metabolisme yang disebabkan aktivitas otot(termasuk kontraksi otot akibat menggigil).
3.      Metabolisme tambahan akibat pengaruh hormon tiroksin dansebagian kecil hormon lain, misalnya hormon pertumbuhan (growthhormone dan testosteron).
4.      Metabolisme tambahan akibat pengaruh epineprine, norepineprine,dan rangsangan simpatis pada sel.
5.      Metabolisme tambahan akibat peningkatan aktivitas kimiawi didalam sel itu sendiri terutama bila temperatur menurun.
4.         Sistem Pengaturan Suhu Tubuh
Tubuh manusia merupakan organ yang mampu menghasilkan panas secara mandiri dan tidak tergantung pada suhu lingkungan. Tubuhmanusia memiliki seperangkat sistem yang memungkinkan tubuhmenghasilkan, mendistribusikan, dan mempertahankan suhu tubuh dalamkeadaan konstan. Panas yang dihasilkan tubuh sebenarnya merupakan produk tambahan proses metabolisme yang utama (Corwin, 2001).Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yang dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam keadaan konstan, diperlukanregulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik ( feed back ) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuhyang terlalu panas, tubuh akan melakukan mekanisme umpan balik.Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu inti tubuh telah melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang disebut titik tetap (set point). Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada 37°C. Apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan merangsang untuk melakukan serangkaian mekanismeuntuk mempertahankan suhu dengan cara menurunkan produksi panas danmeningkatkan pengeluaran panas sehingga suhu kembali pada titik tetap (Smletzer, 2002).
B.       Pengertian Kompres Hangat
1.            Pengertian
Kompres hangat adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang memerlukan. Tindakan ini selain untuk melancarkan sirkulasi darah juga untuk menghilangkan rasa sakit, merangsang peristaltic usus, pengeluaran getah radang menjadi lancer, serta memberikan ketenangan dan kesenangan pada klien. Pemberian kompres dilakukan pada radang persendian, kekejangan otot, perut kembung, dan kedinginan.
2.            Tujuan Kompres Hangat
Kompres Hangat
a.         Memperlancar sirkulasi darah
b.         Menurunkan suhu tubuh
c.         Mengurangi rasa sakit
d.        Memberi rasa hangat,nyaman dan tenang pada klien
e.         Memperlancar pengeluaran eksudat
f.          Merangsang peristaltik usus

3.            Pengaruh Kompres Hangat
Efek dari kompres hangat untuk meningklatkan aliran darah ke bagian yang terinjuri. Pemberian kompres hangat yang berkelanjutan berbahaya terhadap sel epitel, menyebabkan kemerahan, kelemahan local, dan bisa terjadi kelepuhan. Kompres hangat diberikan satu jam atau lebih.
4.            Metode Kompres hangat
Kompres hangat
kompres menggunakan air hangat didasarkan bahwa kompres dengan menggunakan air dingin itu sebenarnya tidak begitu efektif menurunkan panas. Karena kontak dengan air dingin maka pembuluh darah yang kontak dengan kain kompres dingin akan menyempit (vasokonstriksi) sehingga menyulitkan pengeluaran panas.Pusat pengatur suhu menerima informasi bahwa suhu tubuh sedang berada dalam kondisi hangat, maka suhu tubuh butuh untuk segera diturunkan. Apalagi, saat demam kita memang merasa kedinginan meskipun tubuh kita justru mengalami peningkatan suhu. Kompres air hangat memiliki beberapa keuntungan, disamping membantu mengurangi rasa dingin, air hangat juga menjadikan tubuh terasa lebih nyaman. Memperbaiki sirkulasi.
Perlengkapan
a.         Botol kantong air panas
1)        Botol air panas dengan tutupnya
2)        Sarung botol
3)        Air panas dan sebuah termometer
b.         Bantalan pemanas elektrik
1)        Bantalan elektrik dan pengontrolnya
2)        Sarung ( gunakan bahan yang kedap air jika kemungkinan bagian bawah bantalan akan menjadi lembap)
3)        Pengikat kasa (pilihan)
c.         Bantalan akutermia
1)        Bantalan
2)        Air suling
3)        Unit pengontrol
4)        Sarung
5)        Pengikat plasa atau plaster
d.        Kemasan pemanasan disposabel
Satu atau dua buah kemasan pemanas disposabel yang telah dipersiapkan secara komersial
Pelaksanaan                                                       
a.              Jelaskan kepada klien apa yang akan anda lakukan, mengapa hal tersebut perlu dilakukan, dan bagaimana klien dapat bekerja sama. Diskusikan bagaimana hasilnya akan digunakan untuk merencanakan perawatan atau terapi selajutnya
b.             Cuci tangan dan obserpasi prosedur pengendalian infeksi yang tepat
c.              Berikan prifasi klien
d.             Berikan kompres panas
Memberikan Kompres Panas
Bayi/anak
Suhu air dalam botol air panas harus 40,5-46oC untuk anak-anak kurang dari 2 tahun.
Lansia
a.              berikan perhatian khusus saat mengkaji area yang akan diterapi dan ketika mengefaluasi efek terapi karena lensia memiliki banyak kondisi yang merupakan predisposisi terjadinya cidera pada pemberian kompres.
b.             Laporkan penyimpangan yang signifikan dari normal kepada dokter.
5.            Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Memberikan Hangat
Kompres hangat                                 
a.         Jangan letakan kantong air hangat di bagian tubuh yang telanjang, lapisi kantong dengan kain flanel atau handuk.
b.         Kantong air hangat yang diletakkan diatas bagian badan tertentu hanya boleh terisi sepertiganya untuk menghindari berat yang tidak diperlukan.
c.         Pada penggunaan kompres hangat yang berlangsung lama, jangan lupa memeriksa kulit penderita.
d.        kompres hangat tidak diberikan di kepala karena dapat menyebabkan pembuluh 0darah di area tersebut mengalami dilatasi dan menyebabkan sakit kepala.
e.         Kompres hangat tidak boleh diberikan di perut jika mengalami radang/ infeksi usus buntu.
6.            Kerangka teori
Rounded Rectangle: Input Rounded Rectangle: Proses Rounded Rectangle: Output Skema kerangka teori :








 
Berikut ini adalah kerangka konsep yang dilakukan:        
Rounded Rectangle: Individu dengan nyeriRounded Rectangle: Kompres hangat dan dinginRounded Rectangle: demam Demam menurun
                                                                                                                                        
                                                                                                                            Demam  meningkat




















BAB III
KERANGKA KONSEP
A.      Kerangka Konseptual








 























  Keterangan :                       diukur
                                             Tidak diukur
Gambar 3.1 : Kerangka konseptual efektifitas kompres hangat pada areatemporalis, axilaris, dan femoralis terhadap penurunan suhu tubuh pasien observasi febris di ruang A, C, dan F RSUP Persahabatan jakarta
Dari bagan kerangka konseptual dapat dijelaskan proses interaksi dari berbagai faktor yang mempengaruhi penurunan suhu tubuh pada pasiendengan observasi febris dan pengaruh kompres hangat pada temporalis,aksilaris, dan femoralis. Peningkatan suhu tubuh pada pasien dengan observasifebris dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Secara umum faktor – faktor itu dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam tubuh manusia sepertiGangguan organ, Demam (peradangan), Rangsangan saraf simpatis,Kecepatan metabolisme basal, dan hormonal. Sedangkan faktor eksternaladalah faktor dari luar tubuh manusia yang mempengaruhi suhu tubuh yaituLingkungan, Aktivitas, dan Status gizi. Kompres hangat merupakan suatuupaya untuk menurunkan suhu tubuh, mekanisme kompres hangat akanmenyebabkan vasodilatasi pembuluh darah yang menyebabkan terbukanya pori – pori sehingga aliran panas dari dalam tubuh dapat keluar denganmudah. Selain itu rangsangan kain kompres hangat pada kulit akanmerangsang termostat di hipotalamus yang mendeteksi adanya suhu yanghangat di luar tubuh, sehingga pusat panas menurunkan produksi panas tubuhdan meningkatkan pengeluaran panas. Pada akhirnya suhu tubuh akan menurun.
B.       Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel adalah suatu ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggotasuatau kelompok (orang, benda, situasi) yang berbeda dengan yang dimilikioleh sekelompok tersebut (Nursalam & Pariani, 2001). Variabel independenadalah variabel yang nilainya menentukan variabel lain (Nursalam, 2003).
Variabel independen dalam penelitian ini adalah kompres hangat di area temporalis, aksilaris, dan femoralis. Variabel dependen adalah variabel yangnilainya ditentukan oleh variabel lain (Nursalam, 2003). Variabel dependendalam penelitian ini adalah penurunan suhu tubuh.
Definisi operasional variabel adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut (Nursalam & Pariani,2001).
Definisi operasional efektifitas kompres hangat pada area temporalis, axilaris, dan femoralis terhadap penurunan suhutubuh pasien observasi febris di ruang A, C, dan F RSUP Persahabatan Jakarta

No

Variabel

Definisi
Operasional

Parameter

AlatUkur

Skala

Skor
1.
Independen Kompres hangat pada temporalis, aksilaris, dan femoralis
Suatu cara menurunkan suhu tubuh dengan menempelkan kain handuk yang telah dicelupkan air hangat(40°C) diarea dahi, lipatan ketiak,  dan lipatan paha.
Melakukan prosedur kompres hangat dengan kain handuk ukuran 20x20cm,dilipat menjadi dua bagian, dicelupkan air hangat (40°C), diperas,kemudian ditempelkandi area :
1.      Temporalis : didahi, tepat di atasalis mata
2.      Aksilaris : lipatan ketiak kanan dan kiri dengan posisi menjepit kain kompres.
3.      Femoralis : dilipatan paha kanandan kiri tepat diatas inguinal



2.
Dependen Penurunan suhu tubuh
Keadaan dimana temperatur rektal lebih rendah dibandingkan dengan temperatur rektal awal
Mengukur suhu tubuh melalui rektal sebelum dan sesudah tindakan kompres
Lembar observasi
Ordinal
Skor :
1.      Suhu  tubuh  menurun dibandingkan dengan  suhu  tubuh  awal
2.    Suhu  tubuh  tetap
3.      Suhu tubuhmengalami peningkatan dibandin kan  suhu tubuh awal


C.       Hipotesis Penelitian
Dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis penelitian (H1) yaitu,
1.         Ada pengaruh pemberian kompres hangat pada area temporalis, axilaris,dan femoralis terhadap penurunan suhu tubuh pasien observasi febris di ruangA, C, dan F RSUP Persahabatan Jakarta
2.         Ada perbedaan efektifitas kompres hangat pada area temporalis, axilaris,dan femoralis terhadap penurunan suhu tubuh pasien observasi febris di ruangA, C, dan F RSUP Persahabatan Jakarta





BAB 4
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaranilmu pengetahuan atau untuk memecahkan suatu masalah dengan menggunakanmetode ilmiah (Notoatmojo, 2005).
A.      Rancangan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian maka penelitian ini merupakan suatu studi pre experimental yang mengkaji danmenganalisis pengaruh antara variabel – variabel dan bertujuan untuk mengungkapkan adanya perbedaan pengaruh pada variabel.
Sehingga rancangan penelitian yang sesuai adalah dengan pendekatan static-group comparison, yaitu suatu pendekatan dalam penelitian untuk menentukan pengaruh dari suatu tindakan pada kelompok subjek yangmendapat perlakuan yang berbeda (Nursalam, 2003).
Subjek
Pra
Perlakuan
Pasca Test
K
O
I-1
O1
K
O
I-2
O2
K
O
Time 1
I-3
Time 2
O3
Time 3
Keterangan :
K :   Subjek (pasien observasi febris)
O :   Observasi suhu tubuh per rektal
I (1+2+3) :     Intervensi kompres hangat (kelompok temporalis, aksilaris, danfemoralis)
O(1+2+3) :      Observasi suhu tubuh per rektal (kelompok temporalis, aksilaris, danfemoralis)
B.       Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di ruang A, C, dan F RSUP Persahabatan Jakarta dengan alasan angka kejadian dan jumlah penderita observasi febris terdapat pada ruangan-ruangan tersebut cukup banyak. Penelitian ini akandilaksanakan selama 2 bulan mulai tanggal  1 september 2012 sampai dengan 30 oktober 2012.

C.      Populasi dan Sampel Penelitian
1.         Populasi
Populasi adalah setiap subjek (misalnya; manusia, pasien) yang memenuhi kriteria yang ditetapkan (Nursalam, 2003). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien dengan kasus observasi febris di ruangA, C, dan F RSUP Persahabatan Jakarta.
2.         Sampel
Sampel adalah bagian populasi terjangkau yang dapatdipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling (Nursalam,2003). Pada penelitian ini sampel yang diambil adalah pasien dengankasus observasi febris di ruang A, C, dan F RSUP Persahabatan Jakarta yang disesuaikan dengan kriteria inklusi.
3.         Besar sampel
Berdasarkan data dari rekam medik di ICU RSUP Persahabatan Jakarta, didapatkan populasi pasien BPH yang menjalani operasi open prostatectomy selama bulan Januari – Desember 2011 sejumlah 108 kasusdan jumlah rata – rata kasus setiap bulan sebanyak 9 kasus. Karena keterbatasan jumlah populasi, maka besar sampel diambil dari keseluruhansubjek penelitian yang didapatkan selama periode pengumpulan data (total  sampling).
4.         Sampling
Sampling adalah proses dalam menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi (Nursalam, 2003). Penelitian ini menggunakan teknik nonprobability dengan metode total sampling, yaitusuatu cara pengambilan sampel dengan mengambil keseluruhan dari jumlah populasi yang ada (Notoatmodjo, 2002). Sehingga dalam penelitian ini diambil sampel pasien dengan kasus observasi febris di ruang A, C, danF RSUP Persahabatan Jakarta yang seluruhnya dijadikan subjek penelitian.



D.      Jenis dan Cara Pengumpulan Data
1.         Jenis Data
Jenis data yang digunakan adalah data primer yaitu materi atau kumpulan fakta yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti pada saat berlangsungnya suatu penelitian (Arikunto, 2002). Data tersebut diperoleh peneliti selama periode penelitian dari hasil observasi subjek penelitian yang didokumentasikan pada lembar observasi penelitian.
2.         Instrumen Penelitian
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan pedoman observasi suhu tubuh dan standar operasional prosedur kompres hangat, yang diadaptasi dari berbagai sumber referensi tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan observasi febris.
3.         Prosedur Pengumpulan Data
Sebelum pengumpulan data dilakukan, peneliti mengajukan permohonan kepada Direktur RSUP Persahabatan Jakarta dan Kepala Ruangan ICU, untuk mendapatkan persetujuan penelitian, peneliti juga mengajukan permohonan ijin pada responden yaitu pasien observasi febrissebagai subjek penelitian. Setelah mendapatkan ijin dari instansi yang terkait dan responden, peneliti melakukan pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi suhu tubuh per rektal sebelum dilakukan intervensi kompres hangat. Kompres dilakukan pada masing-masing kelompok area temporalis, aksilaris, dan femoralis selama 3 x 15 menit dengan jeda 5 menit. Kemudian diukur suhu per rektal dan dilakukan analisis data.
E.       Pengolahan dan Analisis Data
Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan pengelompokan variabel independen dan variabel dependen. Data tersebut dianggap memenuhi syarat apabila seluruh data telah terisi dengan lengkap dan jelas (editing). Data tersebut selanjutnya diberi tanda khusus (coding) untuk menghindari pencantuman identitas atau menghindari adanya kesalahan dan duplikasi data yang masuk.
Setelah proses coding selesai dilanjutkan dengan tabulasi dalam bentuk tabel sesuai dengan variabel yang diukur untuk mengetahui hubungan tingkat kepatenan aliran cairan irigasi dengan kejadian obstruksi bekuan darah (clotting) pada pasien pasca operasi open prostatectomy. Data kuantitatif yang diperoleh dari lembar observasi dilakukan analisis dengan komputer program SPSS, menggunakan uji Wilcoxon Sign Rank Test, dengan tingkat kemaknaan p<0,05. Jika hasil uji statistik menunjukkan p<0,05 maka H0 ditolak dan hipotesis penelitian (H1) diterima, yang berarti ada beda antara pemberian kompres hangat terhadap penurunan suhu. Hasil masing-masing kelompok kemudian dibandingkan untuk mengetahui signifikansi dan efektifitas kompres hangat pada area temporalis, aksilaris, dan femoralis.
F.       Etika Penelitian
Apabila manusia dijadikan sebagai subjek suatu penelitian, hak sebagai manusia harus dilindungi (Nursalam, 2001). Sebelum dilakukan pengumpulan data, peneliti terlebih dahulu mengajukan permohonan ijin yangdisertai proposal penelitian. Setelah mendapat persetujuan, peneliti memulaimelakukan observasi. Penelitian ini menekankan masalah etik sebagai berikut :
1.      Lembar Persetujuan Responden (Informed Consent)
Sebelum menjadi responden, peneliti menjelaskan maksud dantujuan penelitian. Setelah responden mengerti maksud dan tujuan penelitian, responden atau keluarga yang bertanggung jawabmenandatangani lembar persetujuan. Jika responden menolak untuk ditelitimaka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak klien.
2.      Tanpa Pencantuman Nama Responden (Anonimity)
Untuk menjaga kerahasiaan identitas subjek, peneliti tidak akan mencantumkan nama subjek pada lembar pengumpulan data (kuesioner) yang diisi oleh subjek. Lembar hanya diberi nomor kode tertentu.
3.      Kerahasiaan Data Responden (Confidentiality)
Kerahasiaan informasi yang telah diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti. Data hanya akan disajikan kepada kelompok tertentu yang berhubungan dengan penelitian ini.





G.      Keterbatasan
                                                           
1.         Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data berupa lembar observasiyang diadaptasi dari tinjauan teori belum diketahui validitas danreliabilitasnya.
2.      Feasibility yaitu dalam melaksanakan penelitian terdapat adanya pertimbangan mengenai keterbatasan waktu dan subjek penelitian yangdiambil berdasarkan total sampling.


















Daftar Pustaka
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Edisi RevisiV. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Corwin, E. J. (2001). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC.
Doengoes, M. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.
Ganong, W. F. (2000).Fisiologi Kedokteran, Edisi 10. Jakarta : EGC.
Ignatavicius, D. & Linda W. (2002). Medical Surgical Nursing, Critical Thinking  for Colaborative Care, 4thEdition, Volume I. New York : WB. SaundersCompany.
Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : PT. Salemba Medika.
Nursalam & Pariani S. (2001). Pendekatan Praktis Metodologi Riset  Keperawatan. Jakarta : CV.
Sagung Seto.Perry, A. & Potter, P. (2002). Clinical Nursing Skill and Techniques, 5 th Edition. St. Louis : Mosby Company.
Yohmi, E. (2008). Kompres Hangat. Tanggal 1 Februari 2010, jam 20.00 WITA.
http://nursingbegin.com/kompres-hangat/
Smith, S. F. (2004). Clinical Nursing Skill, Basic to Advance Skill, 6 th Edition. New Jersey : Pearson Prentice-Hall.
Smletzer, S. (2002). Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Jakarta :EGC.
White, L. & Gena D. (2002). Medical Surgical Nursing, an Integrated Approach,2nd Edition. New York : Delmar-Thompson Learning.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar